MAMPIR GAN DI LAPAK ANE

Rabu, 22 Juni 2011

Asal Mula Penciptaan Seluruh Alam Semesta dan Isinya Oleh Allah Swt

Penciptaan Nur Muhammad (s.a.w.)
Suatu hari Sayedena Ali, karam Allahu wajhahu, misanan dan menantu Nabi Suci s.a.w. bertanya, "Wahai Muhammad, kedua orang tuaku akan menjadi jaminanku, mohon katakan padaku apa yang diciptakan Allah Ta'Ala sebelum semua makhluq ciptaan?" Berikut ini adalah jawaban nya yang indah :
Sesungguhnya, sebelum Rabb mu menciptakan lainnya, Dia menciptakan dari Nur-Nya nur Nabimu, dan Nur itu diistirahatkan haithu mashaAllah, dimana Allah menghendakinya untuk istirahat. Dan pada waktu itu tidak ada hal lainnya yang hadir  tidak lawh al-mahfoudh, tidak Sang Pena, tidak Surga ataupun Neraka, tidak Malaikat Muqarabin (Angelic Host), tidak langit ataupun dunia; tiada matahari, tiada rembulan, tiada bintang, tiada jinn atau manusia atau malaikat belum ada apa-apa yang diciptakan, kecuali Nur ini.
Kemudian Allah  Subhan Allah  dengan iradat Nya menghendaki adanya ciptaan. Dia kemudian membagi Nur ini menjadi empat bagian. Dari bagian pertama Dia menciptakan Pena, dari bagian kedua lawh al-mahfoudh, dari bagian ketiga Arsy.
Kini telah diketahui bahwa ketika Allah menciptakan lawh al-mahfoudh dan Pena, pada Pena itu terdapat seratus simpul, jarak antara kedua simpul adalah sejauh dua tahun perjalanan. Allah kemudia memerintahkan Pena untuk menulis, dan Pena bertanya, Ya Allah, apa yang harus saya tulis? Allah berkata, Tulislah : la ilaha illAllah, Muhammadan Rasulullah. Atas itu Pena berseru, Oh, betapa sebuah nama yang indah, agung Muhammad itu bahwa dia disebut bersama Asma Mu yang Suci, ya Allah.. Allah kemudian berkata, Wahai Pena, jagalah kelakuan mu ! Nama ini adalah nama Kekasih Ku, dari Nurnya Aku menciptakan Arsy dan Pena dan lawh al-mahfoudh; kamu, juga diciptakan dari Nur nya. Jika bukan karena dia, Aku tidak akan menciptakan apapun. Ketika Allah S.W.T. telah mengatakan kalimat tersebut, Pena itu terbelah dua karena takutnya akan Allah, dan tempat dari mana kata-katanya tadi keluar menjadi tertutup/terhalang, sehingga sampai dengan hari ini ujung nya tetap terbelah dua dan tersumbat, sehingga dia tidak menulis, sebagai tanda dari rahasia ilahiah yang agung. Maka, jangan seorangpun gagal dalam memuliakan dan menghormati Nabi Suci, atau menjadi lalai dalam mengikuti contoh nya (Nabi) yang cemerlang, atau membangkang/meninggalkan kebiasaan mulia yang diajarkannya kepada kita.
Kemudian Allah memerintahkan Pena untuk menulis. Apa yang harus saya tulis, Ya Allah? bertanya Pena. Kemudian Rabb al Alamin berkata, Tulislah semua yang akan terjadi sampai Hari Pengadilan ! Berkata Pena, Ya Allah, apa yang harus saya mulai? Barkata Allah, Kamu harus memulai dengan kata-kata ini : Bismillah al-Rahman al-Rahim. Dengan rasa hormat dan takut yang sempurna, kemudian Pena bersiap untuk menulis kata-kata itu pada Kitab (lawh al-mahfoudh), dan dia menyelesaikan tulisan itu dalam 700 tahun.
Ketika Pena telah menulis kata-kata itu, Allah S.W.T. berbicara dan berkata, Telah memakan 700 tahun untuk kamu menulis tiga Nama Ku; Nama Keagungan Ku, Kasih Sayang Ku dan Empati Ku. Tiga kata-kata yang penuh barakah ini saya buat sebagai sebuah hadiah bagi ummat Kekasih Ku Muhammad.
Dengan Keagungan Ku Aku berjanji bahwa bilamana abdi manapun dari ummat ini menyebutkan kata Bismillah dengan niat yang murni, Aku akan menulis 700 tahun pahala yang tak terhitung untuk abdi tadi, dan 700 tahun dosa akan Aku hapuskan. Sekarang (selanjutnya), bagaian ke-empat dari Nur itu Aku bagi lagi menjadi empat bagian :
  • Dari bagian pertama Aku ciptakan Malaikat Penyangga Singgasana (hamalat al-‘Arsh);
  • Dari bagian kedua Aku telah ciptakan Kursi, majelis Ilahiah (Langit atas yang menyangga Singgasana   Ilahiah, ‘Arsh);
  • Dari bagian ketiga Aku ciptakan seluruh malaikat (makhluq) langit lainnya;
  • Dan bagian ke-empat Aku bagi lagi menjadi empat bagian:
  • Dari bagian pertama Aku membuat semua langit, 
  • Dari bagian kedua Aku membuat bumi-bumi , 
  • Dari bagian ketiga Aku membuat Jinn dan api.
 Bagian keempat Aku bagi lagi menjadi empat bagian : 
  • dari bagian pertama Aku membuat cahaya yang menyoroti muka kaum beriman; 
  • dari bagian kedua Aku membuat cahaya di dalam jantung mereka, merendamnya dengan ilmu ilahiah; 
  • dari bagian ketiga cahaya bagi lidah mereka yang adalah cahaya Tawhid (Hu Allahu Ahad),
  • dan dari bagian keempat Aku membuat berbagai cahaya dari ruh Muhammad s.a.w..
Ruh yang cantik ini diciptakan 360,000 tahun sebelum penciptaan dunia ini, dan itu dibentuk sangat (paling) cantik dan dibuat dari bahan yang tak terbandingkan.
  • Kepalanya dibuat dari petunjuk, 
  • Lehernya dibuat dari kerendahan hati,
  • Matanya dari kesederhanaan dan kejujuran, 
  • Dahinya dari kedekatan (kepada Allah),
  • Mulutnya dari kesabaran, 
  • Lidahnya dari kesungguhan,
  • Pipinya dari cinta dan ke-hati-hati-an,
  • Perutnya dari tirakat terhadap makanan dan hal-hal keduniaan,
  • Kaki dan lututnya dari mengikuti jalan lurus,
  • dan jantungnya yang mulia dipenuhi dengan rahman.
  • Ruh yang penuh kemuliaan ini diajari dengan rahmat dan dilengkapi dengan adab semua kekuatan yang indah. Kepadanya diberikan risalahnya dan kualitas kenabiannya dipasang.
  • Kemudian Mahkota Kedekatan Ilahiah dipasangkan pada kepalanya yang penuh barokah, masyhur dan tinggi diatas semua lainnya, didekorasi dengan Ridha Ilahiah dan diberi nama Habibullah (Kekasih Allah) yang murni dan suci.
Duabelas Tabir { Bismi=786 7+8+6=21 Mirror of 21= 12 Bulan, 12th Rabil Awal, 12 suku, 12 Menunjukkan Penuntasan}
Sesudah ini Allah S.W.T., menciptakan duabelas tabir.
  • Yang pertama dari itu adalah Tabir Kekuatan didalam mana Ruh Nabi s.a.w. mukim (tinggal) selama 12,000 tahun, membaca Subhana rabbil-'ala (Maha Suci Rabb-ku, Maha Tinggi).
  • Yang kedua adalah Tabir Kebesaran dalam mana dia ditutupi selama 11,000 tahun, berkata, Subhanal Alim al-Hakim (Maha Suci Rabb-ku, Maha Tahu, Maha Bijak).
  • Dia dipingit selama 10,000 tahun dalam Tabir Kebaikan, mengucapkan Subhana man huwa da 'im, la yaqta (Maha Suci Rabb-ku Yang Abadi, Yang Tidak Berakhir).
  • Tabir ke-empat adalah Tabir Rahman, disitu ruh mulia itu tinggal selama 9,000 tahun, memuja Allah, berkata: Subhana-rafi-al-‘ala (Maha Suci Rabb ku Yang Ditinggikan, Maha Tinggi).
  • Tabir kelima adalah Tabir Nikmat, dan di situ tinggal selama 8,000 tahun, mengagungkan Allah dan berkata, "Subhana man huwa qa'imun la yanam." (Maha Suci Rabb-ku Yang Selalu Ada, Yang Tidak Tidur).
  • Tabir ke-enam adalah Tabir Kemurahan; dimana dia tinggal selama 7,000 tahun, memuja, "Subhana-man huwal-ghaniyu la yafqaru." (Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Kaya, Yang Tidak Pernah Menjadi Miskin).
  • Kemudian diikuti tabir ke tujuh, Tabir Kedudukan. Disini ruh tercerahkan itu tinggal selama 6,000 tahun, memuja Allah dan berkata : "Subhana man huwal Khaliq-an-Nur" (Maha Suci Rabb-ku Maha Pencipta, Maha Cahaya Light).
  • Berikutnya, Dia menyelimutinya dengan tabir ke delapan, Tabir Petunjuk dimana dia tinggal selama 5,000 tahun, memuja Allah dan berkata, "Subhana man lam yazil wa la yazal." (Maha Suci Rabb-ku Yang Keberadaan Nya Tak Pernah Berhenti, Yang Tidak Musnah).
  • Kemudian diikuti tabir ke sembilan, yaitu Tabir Kenabian dimana dia tinggal selama 4,000 tahun, mengagungkan Allah: "Subhana man taqarrab bil-qudrati wal-baqa." (Maha Suci Rabb-ku yang Mengajak Dekat dengan Maha Kuat dan Maha Langgeng).
  • Kemudian datang Tabir Keunggulan, tabir ke sepuluh dimana ruh yang tercerahkan ini tinggal selama 3,000 tahun, membaca pepujian untuk Pencipta dari Semua Sebab, berkata, "Subhana dhil-'arshi 'amma yasifun." (Maha Suci Rabb-ku Pemilik Singgasana Diatas Semua Karakter Yang Dilekatkan Kepada Nya).
  • Tabir ke-sebelas adalah Tabir Cahaya. Disana dia tinggal selama 2,000 tahun, berdoa, "Subhana dhil-Mulk wal-Malakut." (Maha Suci Rabb-ku Maha Raja semua Kerajaan Langit dan Bumi).
  • Tabir ke-dua belas adalah Tabir Intervensi (Syafa'at), dan disana dia tinggal selama 1,000 tahun, berkata "Subhana-rabbil-'azhim" (Maha Suci Rabb-ku, Maha Anggun).
Setelah itu Allah menciptakan sebuah pohon yang dikenal sebagai Pohon Kepastian.Pohon ini memiliki empat cabang. Dia menempatkan ruh yang diberkahi tadi pada salah satu cabang, dan dia terus menerus memuja Allah untuk 40,000 tahun, mengatakan, Allahu dhul-Jalali wal-Ikram. (Allah, Pemilik Keperkasaan dan Kebaikan). Setelah dia memuja Nya demikian itu dengan pepujian yang banyak dan beragam, Allah S.W.T. menciptakan sebuah cermin, dan Dia meletakannya demikian hingga menghadapi ruh Habibullah, dan memerintahkan ruh itu untuk memandangi cermin itu. Ruh itu melihat ke dalam cermin dan melihat dirinya terpantul sebagai pemilik bentuk yang paling cantik/ bagus dan sempurna. Dia kemudian membaca lima kali, Shukran lillahi ta'ala (terima kasih kepada Allah, Maha Tinggi Dia), dan tersungkur dalam posisi sujud dihadapan Rabb-nya. Dia tetap bersujud seperti itu selama 100 tahun, mengatakan Subhanal-aliyyul-azhim, wa la yajhalu. (Maha Suci Rabb ku Maha Tinggi Maha Anggun, Yang Tidak Mengabaikan Apapun); Subhanal-halim alladhi la yu’ajjalu. (Maha Suci Rabb-ku Maha Toleran, Yang Tidak Tergesa-gesa); Subhanal-jawad alladhi la yabkhalu. (Maha Suci Rabb ku Maha Pemurah Yang Tidak Pelit). Karena itulah Penyebab (Adanya) Makhluq mewajibkan ummat Muhammad s.a.w. untuk melakukan sujud (sajda) lima kali dalam sehari, lima shalat dalam jangka waktu siang sampai malam ini adalah sebuah hadiah kehormatan bagi ummat Muhammad s.a.w..
Dari Nur Muhammad 
Berikutnya Allah menciptakan sebuah lampu jamrut hijau dari Cahaya, dan dilekatkan pada pohon itu melalui seuntai rantai cahaya. Kemudian Dia menempatkan ruh Muhammad s.a.w. di dalam lampu itu dan memerintahkannya untuk memuja Dia dengan Nama Paling Indah (Asma al-Husna). Itu dilakukannya, dan dia mulai membaca setiap satu dari Nama itu selama 1,000 tahun. Ketika dia sampai kepada Nama ar-Rahman (Maha Kasih), pandangan ar-Rahman jatuh kepadanya dan ruh itu mulai berkeringat karena kerendahan hatinya.
Tetesan keringat jatuh dari padanya, sebanyak yang jatuh itu menjadi nabi dan rasul, setiap tetes keringat beraroma mawar berubah menjadi ruh seorang nabi. Mereka semua berkumpul di sekitar lampu di pohon itu, dan Allah Azza wa Jala berkata kepada Nabi Muhammad s.a.w., "Lihatlah ini sejumlah besar nabi yang Aku ciptakan dari tetesan keringatmu yang menyerupai mutiara." Mematuhi perintah ini, dia memandangi mereka itu, dan ketika cahaya mata itu menyentuh menyinari objek itu, maka ruh para nabi itu sekonyong konyong tenggelam dalam Nur Muhammad s.a.w., dan mereka berteriak, "Ya Allah, siapa yang menyelimuti kami dengan cahaya?" Allah menjawab mereka, "Ini adalah Cahaya dari Muhammad Kekasih Ku, dan kalau kamu akan beriman kepadanya dan menegaskan risalah kenabiannya, Aku akan menghadiahkan kepada kamu kehormatan berupa kenabian. Dengan itu semua ruh para nabi itu menyatakan iman mereka kepada kenabiannya, dan Allah berkata, "Aku menjadi saksi terhadap pengakuanmu ini," dan mereka semua setuju. Sebagaimana disebutkan di dalam al Quran yang Suci:
Dan ketika Allah bersepakat dengan para nabi itu : Bahwa Aku telah memberi kamu Kitab dan Kebijakan; kemudian akan datang kepadamu seorang Rasul yang menegaskan kembali apa-apa yang telah apa padamu; kamu akan beriman kepadanya dan kamu akan membantunya; apa kamu setuju? Dia berkata. Dan apakah kamu menerima beban Ku kepadamu dengan syarat seperti itu. Mereka berkata, "Benar kami setuju." Allah berkata, "Bersaksilah demikian, dan Aku akan bersama kamu diantara para saksi."(Ali Imran, 3:75-76) Kemudian ruh yang murni dan suci itu kembali melanjutkan bacaan Asma ul Husna lagi. Ketika dia sampai kepada Nama al-Qahhar, kepalanya mulai berkeringat sekali lagi karena intensitas dari al Qahhar itu, dan dari butiran keringat itu Allah menciptakan ruh para malaikat yang diberkati. Dari keringat pada mukanya, Allah menciptakan Singgasana dan Hadhirat Ilahiah, Kitab Induk dan Pena, matahari, rembulan dan bintang-bintang. Dari keringat di dadanya Dia menciptakan para ulama, para syuhada dan para mutaqin. Dari keringat pada punggungnya dibuat lah Bayt-al-Ma’mur (rumah surgawi), Kabatullah (Kaba), dan Bayt-al-Muqaddas (Haram Jerusalem), dan Rauda-i-Mutahhara (kuburan Nabi Suci s.a.w.di Madinah), begitu juga semua mesjid di dunia ini.
Dari keringat pada alisnya dibuat semua ruh kaum beriman, dan dari keringat punggung bagian bawahnya (the coccyx) dibuatlah semua ruh kaum tak-beriman, pemuja api dan pemuja patung.
Dari keringat di kaki nya dibuatlah semua tanah dari timur ke barat, dan semua apa-apa yang berada didalamnya. Dari setiap tetes keringatlah ruh seorang beriman atau tak-beriman dibuatnya. Itulah sebabnya Nabi Suci s.a.w.disebut juga sebagai "Abu Arwah", Ayah para Ruh. Semua ruh ini berkumpul mengelilingi ruh Muhammad s.a.w., berputar mengelilinginya dengan pepujian dan pengagungannya selama 1,000 tahun; kemudian Allah memerintahkan para ruh itu untuk memandang ruh Muhammad s.a.w..Para ruh mematuhi.
Siapa Memandang kepada Ruh Muhammad s.a.w.
Nah, di antara mereka yang pandangannya jatuh kepada kepalanya ditakdirkan menjadi raja dan kepala negara di dunia ini. Mereka yang memandang kepada dahinya menjadi pemimpin yang adil. Mereka yang memandang matanya akan menjadi hafiz Kalimat Allah (yaitu seorang yang memegangnya kedalam ingatannya). Mereka yang memandang alisnya akan menjadi pelukis dan artist. Mereka yang memandang telinganya akan menjadi mereka yang menerima peringatan dan nasehat. Mereka yang melihat pipinya yang penuh barakah menjadi pelaksana karya yang bagus dan pantas. Mereka yang melihat mukanya menjadi hakim dan pembuat wewangian, dan mereka yang melihat bibirnya yang penuh barokah menjadi menteri.
Barang siapa melihat mulutnya akan menjadi mereka yang banyak berpuasa. Barangsiapa yang melihat giginya akan menjadi kelihatan bagus/cantik, dan siapa yang melihat lidahnya akan menjadi utusan /duta raja-raja. Barang siapa melihat tenggorokannya yang penuh barokah akan menjadi khatib dan mu'adhdhin (yang mengumandangkan adhan). Barang siapa memandang janggutnya akan menjadi pejuang di jalan Allah. Barang siapa memandang lengan atasnya akan menjadi seorang pemanah atau pengemudi kapal laut, dan barang siapa melihat lehernya akan menjadi usahawan dan pedagang.
Siapa yang melihat tangan kananya akan menjadi seorang pemimpin, dan siapa yang melihat tangan kirinya akan menjadi seorang pembagi (yang menguasai timbangan dan mengukur catu kebutuhan hidup). Siapa yang melihat telapak tangannya menjadi seorang yang gemar memberi; siapa yang melihat belakang tangannya akan menjadi kolektor. Siapa yang melihat bagian dalam dari tangan kanannya menjadi seorang pelukis; siapa yang melihat ujung jari tangan kanannya akan menjadi seorang calligrapher, dan siapa yang melihat ujung jari tangan kirinya akan menjadi seorang pandai besi.
Siapa yang melihat dadanya yang penuh baraokah akan menjadi seorang terpelajar, meninggalkan keduniaan (ascetic) dan berilmu. Siapa yang melihat punggungnya akan menjadi seorang yang rendah hati dan patuh pada hukum Shari'a. Siapa yang melihat sisi badanya yang penuh barokah akan menjadi seorang pejuang. Siapa yang melihat perutnya akan menjadi orang yang puas, dan siapa yang melihat lutut kanannya akan menjadi mereka yang melaksanakan ruk'u dan sujud. Siapa yang melihat kakinya yang penuh barokah akan menjadi seorang pemburu, dan siapa yang melihat telapak kakinya menjadi mereka yang suka bepergian. Siapa yang melihat bayangannya akan mejadi penyanyi dan pemain saz (lute). Semua yang memandang tetapi tidak melihat apa-apa akan menjadi kaum tak-beriman, pemuja api dan pemuja patung. Mereka yang tidak memandang sama sekali akan menjadi mereka akan menyatakan bahwa dirinya adalah tuhan, seperti Nimrod, Pharoah dan sejenisnya.

Kini semua ruh itu diatur  dalam empat baris.  
  • Di baris pertama berdiri ruh para nabi dan rasul, a.s.;
  • Di baris kedua ditempatkan ruh para orang suci, para sahabat Allah;
  • Di baris ketiga berdiri ruh kaum beriman, laki dan perempuan;
  • Di baris ke empat berdiri ruh kaum tak-beriman.
Semua ruh ini tetap berada dalam dunia ruh di hadhirat Allah S.W.T.sampai waktu mereka tiba untuk dikirim ke dunia fisik.
Tidak seorang pun tahu kecuali Allah S.W.T. yang tahu berapa selang waktu dari waktu diciptakannya ruh penuh barokah Nabi Muhammad sampai diturunkannya dia dari dunia ruh ke bentuk fisiknya itu.
Diceritakan bahwa Nabi Suci Muhammad s.a.w. bertanya kepada malaikat Jibra'il ,  "Berapa lama sejak engkau diciptakan?" Malaikat itu menjawab, "Ya  Rasulullah, saya tidak tahu jumlah tahunnya, yang saya tahu bahwa setiap 70,000 tahun seberkas cahaya gilang gemilang menyorot keluar dari belakang kubah Singgasana Ilahiah; sejak waktu saya diciptakan cahaya ini muncul 12,000 kali." "Apakah engkau tahu apakah cahaya itu?"  bertanya Nabi Muhammad s.a.w.. "Tidak, saya tidak tahu," berkata malaikat itu. "Itu adalah Nur ruhku dalam dunia ruh," jawab Nabi Suci s.a.w.. Pertimbangkan kemudian, berapa besar jumlah itu, jika 70,000 dikalikan 12,000 !

Nur-Muhammad oleh: Haja Amina Adil

Jumat, 10 Juni 2011

Enam Perkara Yang Menjadi Rahasia Allah SWT

Sayyidina Umar r.a., pernah berkata tentang urusan-urusan yang menjadi rahasia Allah SwT.

Pertama, Allah SwT menyembunyikan keridhaan-Nya dalam ketaatan kepada-Nya.

Hal ini dimaksudkan agar hamba-Nya senantiasa untuk bersungguh dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SwT. Jangan sekali-kali meremehkan suatu ketaatan meskipun itu sepertinya sangat kecil atau perkara yang remeh. Karena bisa jadi, dalam ketaatan yang dianggap kecil itu terdapat keridhaan Allah SwT yang dapat memberikan berkah, pahala, dan ampunan sehingga dapat menjadi bekal di akhirat kelak.

Perkara yang kedua adalah, Allah menyembunyikan murka-Nya dalam kemaksiatan seorang hamba-Nya.

Tujuannya adalah agar hamba-hamba-Nya selalu berupaya dengan seluruh daya dan upaya meninggalkan kemaksiatan dan takut terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan itu. Meskipun kemaksiatan itu hanyalah kemaksiatan yang sangat kecil, karena bisa saja dengan kemaksiatan yang sangat kecil itu justru terdapat murka Allah SwT. Memang dalam beberapa kasus Allah SwT menampakkan kemurkaan-Nya, seperti orang yang sedang mabuk tiba-tiba tersambar petir padahal tidak ada hujan dan cuaca yang cerah. Atau ketika sedang bermesraan dengan bukan pasangan yang dihalalkan tiba-tiba meninggal dunia. Namun, kasus-kasus seperti itu hanyalah sebagian kecil saja dan mayoritas kemurkaan Allah SwT dirahasiakan oleh Allah SwT.

Ketiga, Allah SwT menyembunyikan kapan Malam Lailatul Qadar muncul di bulan Ramadhan.

Dengan merahasiakan datangnya Malam Lailatu Qadar ini diharapkan dapat memberikan semangat kepada orang-orang yang beriman untuk selalu menghidupkan bulan Ramadhan baik siang maupun malam selama satu bulan penuh, agar dapat melahirkan ketakwaan dalam diri sesuai dengan tujuan pelaksanaan puasa Ramadhan (QS. Al-Baqarah [2]: 183). Kerahasiaan Malam Lailatul Qadar ini memang cukup beralasan, karena nilainya lebih baik dari 1000 bulan atau setara dengan 83 tahun 4 bulan (QS. Al-Qadr [97]: 1-5).

Keempat, Allah SwT menyembunyikan keberadaan para wali di antara manusia.

Agar setiap orang selalu menghormati orang lain dan tidak mudah meremehkan orang lain karena status sosial yang disandangnya. Siapa tahu, orang yang diremehkan itu adalah wali Allah SwT.

Perkara kelima Allah SwT menyembunyikan kapan datangnya kematian kepada seseorang.

Sebenarnya ini merupakan sebuah cara agar manusia selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dengan selalu taat beribadah kepada Allah SwT dan melaksanakan sunnah Rasulullah Saw. Namun, masih banyak yang melupakan persiapan menyambut kedatangan maut yang pasti akan menjemput. Buktinya, masih banyak yang bermaksiat kepada Allah SwT dan tidak mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Korupsi merajalela, perselingkuhan, perzinahan, mabuk-mabukkan, mencuri, meninggalkan shalat lima waktu, tidak mengeluarkan zakat, tidak mau berpuasa Ramadhan dan kemaksiatan lainnya yang dapat dengan jelas kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kita. Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang mempersiapkan kedatangan kematian itu.

Dan perkara yang dirahasiakan oleh Allah SwT yang keenam adalah ash-shalatul wustha (shalat yang paling utama) dalam shalat lima waktu. 

Supaya setiap orang muslim senantiasa memelihara shalat lima waktunya dengan baik.
Pada intinya semua perkara yang dirahasiakan oleh Allah SwT bertujuan agar hamba-Nya selalu berupaya untuk beribadah kepada Allah SwT, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya tanpa terkecuali. Dan tentunya disempurnakan dengan mengikuti dan melaksanakan sunnah Rasulullah Saw. Mudah-mudahan dapat menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SwT. Amiiin ya Rabbal ‘Alamiin. (Zarkasih)

Sabtu, 04 Juni 2011

Islam Diperangi Lewat Pengrusakan Wanita

Musuh-musuh Islam dan orang-orang yang membantu dan menolong mereka seperti orang-orang munafik maupun orang-orang sekuler di negara umat Islam sendiri, telah memerangi Islam dengan mempergunakan berbagai cara. Dan jika kita menganalisa lebih dalam peperangan ini, akan didaptkan bahwa senjata yang paling ampuh yang dipakai musuh-musuh Islam terhadap masyarakat Islam, ialah dengan merusak wanita muslimah, karena :

  • Wanita tabiatnya lemah, perasa, sensitif, dan cepat terpengaruh.
  • Kendati demikian, wanita adalah separuh dari masyarakat. Belum lagi sebagai pendidik para lelaki yang merupakan separuh kedua masyarakat. Jadi, sesungguhnya kaum wanita adalah masyarakat itu sendiri secara utuh.
  • Wanita adalah pengendali kemudi rumah tangga Islami.
  • Dan wanita adalah pengembala di dalam rumah suaminya, dan ia bertanggung jawab atas gembalanya. (penggalan dari hadits yang diriwatkan Ahmad, Ibnu Majah, Abu daud, Tirmidzi dari Ibnu Umar Shahibul Jami 4445)
  • Wanita adalah pendidik, guru, dan murabbi anak.
  • Inilah tanggung jawab yang sangat menentukan. Itulah sebabnya Sayyid Quthb menamai wanita sebagai "Penjaga benteng pertahanan" (Lihat Fi Dziilalil Qur'an : 6 : 3619)
  • Tidak bisa di bayangkan, bagaimana jika penjaga benteng pertahanan ini rusak, menyeleweng, atau berfikrah buruk yang meruntuhkan.. Apa gerangan yang terjadi dalam rumah tangga Islami?
Tak pelak lagi, akibatnya akan parah, maka dari itu seyogyanya setiap saudari muslimah waspada dan perihatin terhadap program yang dicanangkan musuh-musuh Islam terhadap kaum wanita, khususnya wanita muslimah. Serta menyadari peranan yang harus dimainkan untuk mengantisifasi bentuk imperialisme yang ditujukan kepada mereka. Antara lain sebagai berikut :
  1. Komitmen terhadap agamanya dengan menjalankan segala yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang, dalam rangka menjaga diri dari penyelewengan-penyelewengan.
  2. Mengajak wanita lain kepada komitmen ini dengan memaksimalkan segala macam cara yang dapat ditempuh dan tersedia.
  3. Mendalami ajaran Islam dan menyadari kondisi ummat Islam plus program musuh-musuh Islam. Yaitu dengan jalan membaca dan mengikuti perkembangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat
Berbagai cara dan taktik yang dipergunakan musuh-musuh Islam untuk merusak wanita muslimah dalam seluruh fase kehidupan. Diantaranya :
  1. Media Informasi (yang dibaca, di dengar dan di tonton) secara lahiriah : perhatian terhadap urusan-urusan kaum wanita, pembelaan terhadap hak-haknya, dan penyajian tema-tema yang menyentuh kebutuhannya. Secara batiniah: Gambar wanita yang sensual mereka telanjang dari segalanya : Dari pakaian, malu, akhlak dan sbagainya.
  2. Ajakan kepada kebebasan (liberation) yang mutlak, tanpa batas.
  3. Ajakan kepada penghalang segala sesuatu, dan seruan untuk berlepas diri dari kebiasaan, adab dan tradisi.
  4. Menjadikan idola orang-orang yang rusak dan bobrok di tengah-tengah masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan seperti penyanyi, artis, bintang film dan sebagainya.
  5. Mengikuti mode paling trend untuk pakaian , rok, sepatu, model rambut dan sebagainya
  6. Ajakan kepada para wanita muslimah agar bekerja di luar rumah dan berbaur (ikhtilat) dengan lawan jenisnya.
  7. Mengajari wanita tehnik-tehnik merayu dan penulisan puisi-puisi dan roman percintaan, melalui rubrik-rubrik tertentu, misalnya : sastra, tulisan (surat) pembaca, dialog (wawancara) dan sebagainya.
  8. Menggalahkan apa yang dinamakan dengan saling perkenalan antara pemuda-pemudi. Hal mana memotifasi mereka untuk saling mengirim surat. Ini yang mereka sebut korespondensi (murasalah)
Tokoh Fremasonry, Pulih (1879 M): "Percayalah bahwa kami tidak menang terhadap agama kecuali pada hari dimana kaum wanita dapat berjalan diantara barisan-barisan kami dan turut berpatisipasi bersama kami (kaum laki-laki)".

Muhammad Thal'at Harb Basy' dalam bukunya (Wanita dan Jilbab) berkata : "Menaggalkan jilbab dan ikhtilat merupakan angan-angan yang sudah lama diimpikan oleh Eropa. Dengan tujuan yang mudah ditebak oleh mereka yang menelaah makar jahat Eropa terhadap dunia Islam (Muslim World) [disadur dari buku : Al Mar'ah wamahanatuha fil Islam oleh Ahmad al- Hushain hal. 225-233]

Asma binti Yazid datang kepada Nabi Saw dan berkata : "Saya adalah perutusan dari sekelompok wanita muslimah, semuanya sependapat dengan saya bahwa sesungguhnya Allah telah mengutus paduka kepada kaum pria dan wanita. Maka kami pun beriman dan berittiba' kepada paduka, akan tetapi kami sebagai wanita merasa kekurangan dan dibatasi, yakni kami hanya sebagai penjaga-penjaga rumah.
Sementara kaum pria diberi keistimewaan : dapat menghadiri shalat Jum'at dan melawat jenazah serta ikut berjihad. Apabila mereka pergi berjihad, maka kami justru disuruh menjaga hartanya dan mendidik anak-anaknya. Wahai Rasulullah Saw, dapatkah kiranya kami memperoleh pahala seperti mereka?
Mendengar itu, Rasulullah Saw berpaling kepada para sahabat, dan bersabda : "Pernahkah kalian mendengar perkataan seorang wanita menanyakan perkara agamanya lebih baik dari ini?" Mereka berkata : "Tidak pernah wahai Rasulullah Saw." Rasulullah Saw bersabda : "Hai Asma' pulanglah dan beritahulah wanita-wanita yang mengutusmu bahwa sesungguhnya perlakuan baik salah seorang diantara kalian kepada suaminya, usaha mendapatkan ridhanya dan mengikuti keinginannya, maka ia akan mendapatkan pahala persis sama seperti yang kamu sebutkan tadi tentang kaum pria". Asma' kemudian kembali sambil bertahlil dan bertakbir karena gembira mendengar sabda Nabi Saw. (HR. Muslim dan lain-lain)

Oleh : Abu Anas Husein bin Ali Al-Ali


Rabu, 01 Juni 2011

Hijab (jilbab) Antara Pemahaman Yang Benar dan Yang Salah

Sebagai Muslimah berasumsi bahwa hijab (jilbab) adalah tak lebih dari sekedar sepotong kain yang di letakan di atas kepala agar menutupi rambut, leher, dada, (dan wajah) dengan cara yang tertentu. Ini adalah pemahaman yang keliru dan sangat sempit.
Hijab wanita Muslimah pada hakikatnya adalah kumpulan hukum-hukum Ilahi untuk menjaga kesucian, kewanitaan, kehormatan dan agama wanita Muslimah. Menutup rambut, leher, dada dan wajah hanya sebagian dari pemahaman komprehensif tentang masalah hijab itu. Katakanlah misalnya, keberadaan wanita di rumah jauh dari pandangan orang lain, merupakan hukum hijab yang paling besar. Sebagaimana yang disinyalir Allah dalam firman-Nya :

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan jannganlah kamu bersolek dan bertingkah seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya." (QS Al Ahzab 33)

Disinilah Allah tidak mengatakan : tutuplah wajahmu saja sehingga kamu tidak bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah, akan tetapi Ia menjelaskan bahwa menetap di rumah dan berhijab dari kaum pria asing (non muhrim) itulah yang sebenarnya menghalangi wanita dari tabaruj.
Dan Allah berfirman:

"Dan apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir.Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. (QS Al Ahzab : 53)

Subhanallah (Maha Suci Allah). Adalah suatu penjagaan yang sempurna dan pemelihara yang lengkap bagi wanita, agar mereka tidak terperosok kedalam lembah kehinaan sekaligus sebagai antisipasi terhadap fitnah yang mungkin terjadi.
Maka wahai saudari Muslimah, bertakwalah kepada Allah. Dan ketahuilah nilai dan hukum hijab itu. bimbing dan awasilah putri-putri anda. surulah mereka berhijab secara syar'i, suruhlah mereka menetap di rumahnya, agar mereka jangan keluyuran keluar rumah kecuali untuk keperluan yang syar'i atau sangat penting.
Jadikan istri-istri Nabi sebagai teladan kalian. Allah Swt menyuruh mereka berhijab :

"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri orang mu'min; hendaklah memanjangkan jilbabnya yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal. Karena itu tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS, Al Ahzab : 59)

Berikut beberapa kriteria hijab (jilbab) yang sesuai dengan syari'ah Islam :

  • Agar menutupi aurat wanita sebagaimana firman Allah: "Hendaklah mereka memanjangkan jilbabnya"
  • Tebal, tidak tembus pandang
        Oleh karena tujuan utama jilbab itu adalah menutupi, maka apabila ia belum berfungsi sebagai penutup, tentu bukan jilbab namanya.
  • Tidak menampakan perhiasan, penuh gambar warna-warni yang mengundang perhatian. Sebagaimana firmnan Allah Swt : "Dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya." (QS An Nur : 31)
         Yang bisa nampak dari padanya: maksudnya tanpa direkayasa. Oleh karena itu apabila jilbab (hijab) itu sendiri sudah merupakan perhiasan maka tidak boleh dipakai, sebab ia bukan hijab yang Islami. Hijab Islami ialah yang menutupi perhiasan agar tidak nampak oleh penglihatan pria asing (non mahram).
  • Longgar (tidak sempit) sehingga tidak nampak lekukan-lekukan bentuk tubuh (tajassum)
  • Agar hijab itu tidak terkena wangi-wangian yang dapat membangkitkan hasrat para kaun pria (non muhrim) sebagaimana sabda Rasulullah Saw : "Sesungguhnya wanita apabila memakai wangi-wangian kemidian lewat pada suatu majelis, maka ia adalah begini, begini (maksudnya seperti pezina)." (HR Ashabus-Sunnah)
  • Tidak menyerupai (tasyabuh) pakaian pria sebagaimana hadits Abi Hurairah ra : "Nabi Saw melaknat pria yang berpakaian pakaian wanita, dan (melaknat) wanita yang berpakaian pakaian pria." (HR Abu Daud dan Nasa'i). Dan hadits beliau : Allah Swt melaknat pria yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai pria. (HR Bukhari)
        Maksudnya : Pria yang berpakain dan bergaya seperti wanita dan sebaliknya (dari buku Mas'uliah al-Mar'ah al-Muslimah hal :60-61)

Apakah hal yang paling cantik dalam diri wanita itu?
Apa gerangan yang menghiasi dan membuatnya elok dimata orang yang memandang?
Apa yang membuat orang lalin menghormatinya?
-pakaiankah kah?
-perhiasan kah?
-ataukah warna-warni yang menghiasi wajahnya?
Bukan.....bukan itu!!!

"Sikap malu itulah hal yang paling cantik dalam diri setiap wanita menurut syari'ah, hal ini bersesuaian dengan akal sehat dan fitrah manusia"

Malu yang lahir dari perasaan iman yang mendalam.
Malu, sebagaimana didefinisikan ulama : "Ialah suatu akhlaq Islam yang berperan menghalangi orang untuk berbuat jahat dan melanggar (merebut) hak orang lain"

Rasulullah Saw bersabda : "Sesungguhnya setiap agama ada akhlaqnya, dan akhlaq Islam adalah rasa malu".(HR Malik)


Dasar hadits riwayat Muslim : 'Adalah Rasulullah Saw lebih pemalu dari pada gadis pingitan di dalam biliknya..."

Jadi malu adalah sifat yang dapat mempercantik setiap orang. Akan tetapi bagi wanita, adalah suatu yag lebih mempercantik lagi.
Wanita yang tidak punya rasa malu, adalah wanita yang tidak baik. Dan jangan mengharapkan kebaikannya.
Al-Qura'an sendiri memuji sifat wanita, yakni dalam kisah Nabi Musa As. Allah Swt berfiman: "Kemudian datanglah Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan". (QS Al-Qashash[28] : 25)

Disini Al-Qur'an menjelaskan salah satu sifat yang harus dimiliki setiap Muslimah shalihah, dan harus senantiasa terpancar dalam segala gerak-gerik dan tingkah lakunya, pada pakaian, hijab (jilbab), serta berjalan, bicara dan segala yang ia lakukan. Oleh karena itu, diharamkan baginya menhaluskan suara (ketika berbicara dengan non-muhrim), berlenggak-lenggok ketika berjalan dan berpakaian yang menarik perhatian, dan ketika sifat malu itu telah hilang dari umat Nabi Saw maka terjatuhlah mereka kedalam jurang dekadensi moral yang layak ditangisi.

Oleh : Abu Anas Husein bin Ali Al-Ali