MAMPIR GAN DI LAPAK ANE

Sabtu, 22 Januari 2011

Laki-Laki Dan Wanita

بسم الله الرحمن الرحيم

Menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan, tidak dilepas begitu saja tanpa
kendali sehingga dapat menelan merasakan kelezatan atas birahinya kepada lawan
jenisnya yang beraksi. Pandangan dapat dikatakan terpelihara apabila secara tidak
sengaja melihat lawan jenis kemudian menahan untuk tidak berusaha melihat
mengulangi melihat lagi atau mengamat-amati kecantikannya atau kegantengannya.
Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah saw.
tentang melihat dengan mendadak. Maka jawab Nabi, ‘Palingkanlah
pandanganmu itu!” (HR Muslim, Abu Daud, Ahmad, dan Tirmizi).
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya,“Kedua
mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua
kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau
diingkari oleh alat kelamin.”
(Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah).
“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya.
Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya
bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya
melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu
dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.”
(HR Bukhari).
Rasulullah saw. berpesan kepada Ali r.a. yang artinya, “Hai Ali, Jangan sampai
pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya! Kamu hanya boleh pada
pandangan pertama, adapun berikutnya tidak boleh.” (HR Ahmad, Abu Daud,
dan Tirmidzi).
Al-Hakim meriwayatkan, “Hati-hatilah kamu dari bicara-bicara dengan wanita,
sebab tiada seorang laki-laki yang sendirian dengan wanita yang tidak ada
mahramnya melainkan ingin berzina padanya.”
Yang terendah adalah zina hati dengan bernikmat-nikmat karena getaran jiwa yang
dekat dengannya, zina mata dengan merasakan sedap memandangnya dan lebih jauh
terjerumus ke zina badan dengan, saling bersentuhan, berpegangan, berpelukan,
berciuman, dan seterusnya hingga terjadilah persetubuhan.
Ath-Thabarani dan Al-Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,“A llah
berfirman yang artinya, ‘Penglihatan (melihat wanita) itu sebagai panah iblis
yang sangat beracun, maka siapa mengelakkan (meninggalkannya) karena takut
pada-Ku, maka Aku menggantikannya dengan iman yang dapat dirasakan
manisnya dalam hatinya.”
Ath-Thabarani meriwayatkan, Nabi saw. bersabda yang artinya, “Awaslah kamu
dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada
seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita malainkan
dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakkan dengan
babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu
dengan bahu wanita yang tidak halal baginya.”
Di dalam kitab Dzamm ul Hawa, Ibnul Jauzi menyebutkan dari Abu al-Hasan al-
Wa’ifdz bahwa dia berkata, “Ketika Abu Nashr Habib al-Najjar al-Wa’idz wafat di
kota Basrah, dia dimimpikan berwajah bundar seperti bulan di malam purnama. Akan
tetapi, ada satu noktah hitam yang ada wajahnya. Maka orang yang melihat noda
hitam itu pun bertanya kepadanya, ‘Wahai Habib, mengapa aku melihat ada noktah
hitam berada di wajah Anda?’ Dia menjawab, ‘Pernah pada suatu ketika aku melewati
kabilah Bani Abbas. Di sana aku melihat seorang anak amrad dan aku
memperhatikannya. Ketika aku telah menghadap Tuhanku, Dia berfirman, ‘Wahai
Habib?’ Aku menjawab, ‘Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah.’ Allah berfirman,
‘Lewatlah Kamu di atas neraka.’ Maka, aku melewatinya dan aku ditiup sekali
sehingga aku berkata, ‘Aduh (karena sakitnya).’ Maka. Dia memanggilku, ‘Satu kali
tiupan adalah untuk sekali pandangan. Seandainya kamu berkali-kali memandang,
pasti Aku akan menambah tiupan (api neraka).”
Hal tersebut sebagai gambaran bahwa hanya melihat amrad (anak muda belia yang
kelihatan tampan) saja akan mengalami kesulitan yang sangat dalam di akhirat kelak.
“Semalam aku melihat dua orang yang datang kepadaku. Lantas mereka berdua
mengajakku keluar. Maka, aku berangkat bersama keduanya. Kemudian
keduanya membawaku melihat lubang (dapur) yang sempit atapnya dan luas
bagian bawahnya, menyala api, dan bila meluap apinya naik orang-orang yang
di dalamnya sehingga hampir keluar. Jika api itu padam, mereka kembali ke
dasar. Lantas aku berkata, ‘Apa ini?’ Kedua orang itu berkata, ‘Mereka adalah
orang-orang yang telah melakukan zina.”
  Hadis di ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
Di dalam kitab Dzamm ul-Hawa, Ibnul Jauzi menyebutkan bahwa Abu Hurairah r.a.
dan Ibn Abbas r.a., keduanya berkata, Rasulullah saw. Berkhotbah, “Barang siapa
yang memiliki kesempatan untuk menggauli seorang wanita atau budak wanita lantas
dia melakukannya, maka Allah akan mengharamkan surga untuknya dan akan
memasukkan dia ke dalam neraka. Barang siapa yang memandang seorang wanita
(yang tidak halal) baginya, maka Allah akan memenuhi kedua matanya dengan api
dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam neraka. Barang siapa yang berjabat tangan
dengan seorang wanita (yang) haram (baginya) maka di hari kiamat dia akan datang
dalam keadaan dibelenggu tangannya di atas leher, kemudian diperintahkan untuk
masuk ke dalam neraka. Dan, barang siapa yang bersenda gurau dengan seorang
wanita, maka dia akan ditahan selama seribu tahun untuk setiap kata yang diucapkan
di dunia. Sedangkan setiap wanita yang menuruti (kemauan) lelaki (yang) haram
(untuknya), sehingga lelaki itu terus membarengi dirinya, mencium, bergaul,
menggoda, dan bersetubuh dengannya, maka wanitu itu juga mendapatkan dosa
seperti yang diterima oleh lelaki tersebut.”
‘Atha’ al-Khurasaniy berkata, “Sesungguhnya neraka Jahanam memiliki tujuh
buah pintu. Yang paling menakutkan, paling panas, dan paling busuk baunya
adalah pintu yang diperuntukkan bagi para pezina yang melakukan perbuatan
tersebut setelah mengetahui hukumnya.”
Dari Ghazwan ibn Jarir, dari ayahnya bahwa mereka berbicara kepada Ali ibn Abi
Thalib mengenai beberapa perbuatan keji. Lantas Ali r.a. berkata kepada mereka,
“Apakah kalian tahu perbuatan zina yang paling keji di sisi Allah Jalla Sya’nuhu?”
Mereka berkata, “Wahai Amir al-Mukminin, semua bentuk zina adalah perbuatan keji
di sisi Allah.” Ali r.a. berkata, “Akan tetapi, aku akan memberitahukan kepada kalian
sebuah bentuk perbuatan zina yang paling keji di sisi Allah Tabaaraka wa Taala, yaitu
seorang hamba berzina dengan istri tetangganya yang muslim. Dengan demikian, dia
telah menjadi pezina dan merusak istri seorang lelaki muslim.” Kemudian, Ali r.a.
berkata lagi, “Sesungguhnya akan dikirim kepada manusia sebuah aroma busuk pada
hari kiamat, sehingga semua orang yang baik maupun orang yang buruk merasa
tersiksa dengan bau tersebut. Bahkan, aroma itu melekat di setiap manusia, sehingga
ada seseorang yang menyeru untuk memperdengarkan suaranya kepada semua
manusia, “Apakah kalian tahu, bau apakah yang telah menyiksa penciuman kalian?”
Mereka menjawab, “Demi Allah, kami tidak mengetahuinya. Hanya saja yang paling
mengherankan, bau tersebut sampai kepada masing-masing orang dari kita.” Lantas
suara itu kembali terdengar, “Sesungguhnya itu adalah aroma alat kelamin para pezina
yang menghadap Allah dengan membawa dosa zina dan belum sempat bertobat dari
dosa tersebut.”
Bukankah banyak kejadian orang-orang yang berpacaran dan bercinta-cinta dengan
orang yang telah berkeluarga? Jadi, pacaran tidak hanya mereka yang masih bujangan
dan gadis, tetapi dari uisa akil balig hingga kakek nenek bisa berbuat seperti yang
diancam oleh hukuman Allah tersebut di atas. Hanya saja, yang umum kelihatan
melakukan pacaran adalah para remaja.

Sabtu, 15 Januari 2011

Shalawat Akan Mendatangkan Berkah

Shalawat yang kita tujukan kepada Rasulullah, maka kita sendiripun akan mendapat berkahnya. Pernah seseorang bertanya kepada Ulama, "Ya Ulama, mengapa kita mendoakan Nabi. Padahal tanpa kita doakan keselamatannya, dia sudah pasti masuk surga?"

Maka dijawablah oleh Ulama, "Benar, meskipun kita tidak membacakan shalawat dan salam baginya, dia pasti masuk surga."

"lalu mengapa kita membaca dan mendoakannya?"

Ibarat sebuah gelas yang penuh berisi air. Jika kita tuangkan air lagi, maka tumpahlah air tersebut". Jawab Ulama.

Memang benar. Shalawat ibarat air, jika kita selalu membacakan shalawat kepada Nabi, maka kebaikan itu akan tumpah. Tumpahnya shalawat dan kebaikan dari Tuhan itu akan kita peroleh (untuk kita). Jadi nyatalah bahwa sering kali rajin bershalawat, maka tumpahnya shalawat akan mengenai kita sendiri. Itulah yang dinamakan berkah.