MAMPIR GAN DI LAPAK ANE

Kamis, 28 April 2011

Rahasia Shalawat

Pada dasarnya, bacaan Shalawat atas Nabi itu harus diucapkan (dibaca/didzikirkan) oleh setiap muslim dan orang mukmin di mana saja dan dalam keadaan apapun. Dalam keadaan berdoa, maka isi bacaan doa itu harus ada bacaan Shalawat atas Nabi yang dapat dibaca awal, di pertengahan dan di akhir bacaan tersebut. Jika tidak, maka doa tersebut tertahan di antara langit dan bumi serta tidak naik barang sedikit pun. Rasulullah pernah bersabda :

"Bahwasanya doa itu terhenti (tertahan) antara langit dan bumi, tiada naik barang sedikit pun darinya, sehingga engkau bershalawat kepada Nabimu." (HR. Tirmidzi dan Umar bin Khathab)

"Setiap doa tertutup (tertahan),hingga dibacakan shalawat atas Nabi Saw. (HR. Dailami di dalam Musnad Al-Firdaus dari Anas ra. dan oleh Baihaqi dai Ali ra.)

Shalawat Nariyah

Shalawat Nariyah adalah suatu bacaan shalawat yang diyakini dapat memberikan manfaat sebagai sarana untuk menghilangkan segala kesusahan, mempermudah semua pekerjaan, menerangi hati, meluhurkan pangkat, memperbagus budi pekerti, menjauhkan marabahaya dan lain-lain, bagi orang yang berkenan mendzikirkannya secara isiqamah dengan mengikuti tata cara yang telah ditentukan
Bacaan Shalawat Nariyah  adalah sebagi berikut:

Bismillaahirrah maanirrrahiim

Allahumma shalli shalaatan kaamilatan wasallim salaman taamman 'alaa sayyidinaa muhammadinil ladzii tan-hallu bihil-'uqadu. Watanfariju bihil kurabu. Watuq-dhaa bihil hawaa-iju. Watunaalu bihirraghaaibu. Wahusnul khawaatimi wayustas-qal-ghamaamu biwaj-hihil kariimi. Wa-'alaa aalihii washah bihii fii kulli lamhatin wanafasin bi'adadi kuli ma'luumin laka. Birahmatikayaa ar-hamar-raahimiina.

"Ya Allah limpahkan rahmat dan keselamatan yang sempurna kepada junjungan kami Nabi Muhammad Saw yang dapat melepaskan beberapa kerepotan/ikatan, menghilangkan beberapa kesusahan, mendatangkan beberapa hajat, mendapatkan beberapa kesenangan, husnul khatimah dan dicurahkan beberapa kerahmatan sebab wajah yang mulia dan atas seluruh keluarga serta para sahabat beliau pada setiap saat dan nafas sebanyak yang Engkau ketahui dengan kerahmatan-Mu wahai Dzat yang paling belas kasih".
penyusun : Syekh Imam Sanusi

khasiat Shalawat Nariyah antara lain sebagai berikut :

  1. Untuk menghilangkan segala macam kesusahan.
  2. Untuk mempermudah dan memperlancar semua usaha dan semua pekerjaan.
  3. Untuk membuat hati menjadi tenang.
  4. Untuk meluhurkan pangkat, memperbagus kedudukanya dan dapat mempertinggi derajatnya.
  5. Untuk memperbagus budi pekertinya.
  6. Untuk menjauhkan marabahaya.
  7. Untuk menolak bala', waba' dan penyakit.
  8. Untuk menarik dan memperluas rejekinya.
  • Allah akan menurunkan rejekinya dari langit dan mengeluarkannya dari dalam bumi.
  • Tidak akan putus rejekinya.
      9. Untuk memperoleh pangkat yang tinggi dan untuk memperoleh kekayaan yang sangat besar.
    10. Untuk mendatangkan segala macam hajat dan berhasil segala macam cita-citanya.

Cara mengamalkan Shalawat Nariyah antara lain sebagai berikkut:
  1. "Menurut Muhammad Afandi An Nazali dan Imam Al Qurthubi : "Barangsiapa yang membiasakan membaca atau mendzikirkan Shalawat Nariyah ini sebanyak 41 atau 100 kali pada setiap hari atau lebih dari itu secara istiqomah, maka Allah Swt. akan melepasakan duka citanya, menghilangkan segala macam kesusahannya, membuka kesulitannya, melepaskan madharatnya, mempermudah perkaranya, memberi cahaya rahasiyanya, diperbagus kedudukannya, diperluas rejekinya, dibuka pintu kebaikan baginya, terpelihara dari bencana masa, selamat dari kelaparan dan kemiskinan, memperoleh kecintaan-Nya di dalam hari dan segala doa atau permohonanya selalu dikabulkan-Nya."
  2. "Menurut Syekh Imam Sanusi : "Barangsiapa yang membiasakan atau melanggengkan membaca (mendzikirkan) Shalawat Nariyah ini sebanyak 11 kali pada setiap hari, maka Allah Swt. akan menurunkan rejekinya dari langit serta mengeluarkannya dari dalam bumi dan mengikuti rejekinya dari belakang."
  3. Menurut Imam Ad-Dainuri :
  • "Barangsiapa yang membiasakan membaca Shalawat Nariyah ini sebanyak 11 kali pada setiap selesai shalat fardlu dan menjadikannya sebagai wirid tetap, maka rejekinya tidak akan pernah terputus, akan memperoleh pangkat atau kedudukan yang luhur atau yang tinggi dan memperoleh kekayaan yang sangat besar atau akan menjadi orang yang kaya raya."
  • "Barangsiapa yang membiasakan membaca Shalwat Nariyah ini sebanyak 41 kali setiap selesai subuh secara istiqamah, niscaya segala cita-citanya akan tercapai dan dapat mendatangkan segala macam hajatnya."
  • "Barangsiapa yang membiasakan membaca Shalwat Nariyah ini sebanyak 100 kali pada setiap hari, maka segala hajatnya akan dikabulkan oleh Allah Swt. bahkan melebihi ukuran yang dituju."
  • "Barangsiapa yang mebiasakan membaca Shalawat Nariyah ini sebanyak bilangan para utusan Allah Swt. yaitu 313 kali pada setiap hari, niscaya akan dibukakan segala pintu rahasia baginya dan dapat melihat sesuatu apapun yang dikehendakinya."
  • "Barangsiapa yang membiasakan membaca Shalwat Nariyah ini sebnyak 1000 kali pada setiap hari, maka baginya dikaruniai sesuatu yang lepas dari persifatan yang tidak bisa dilihat oleh mata, tidak bisa didengar oleh telinga dan tidak terlintas dalam hati manusia."
    4.  Apabila Shalawat Nariyah ini di baca 4444 kali, maka semua barang yang hilang akan dikembalikan       oleh Allah Swt. lancar rejekinya, tercapai hajat besarnya dan menolak bencana. Apabila di baca 11 atau 21 kali setiap selesai shalat fadlu, maka dapat menolak musibah, malapetaka, bencana, waba', bala' dan penyakit lahir batin.       

Allah Swt. berfirman :

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah  kamu sekalian untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya." (Surat Al-Ahzaab ayat 56)

Rabu, 27 April 2011

Keutamaan Membaca Shalawat Di Hari Jum'at

Hari Jum"at adalah hari yang mulia. Terkabulnya sebagian doa. Barangsiapa yang mau memperbanyak doa pada hari itu, niscaya Allah akan menurunkan rahmat kepadanya. Dia akan diberikan kemuliaan disisinya, dan disisi para Nabi. Diriwayatkan oleh Abu Amer dari ayahnya. Dan ayahnya dari neneknya, bahwasanya Rasulullah Saw pernah bercerita sebagai berikut:
Di belakang gunung "Gaaf" terdapat tanah sebidang yang tandus. Warnanya putih tidak ditumbuhi selembar rumput. Luasnya seluas tujuh kali bumi. Disana penuh sesak para malaikat. Seandainya ada jarum dijatuhkan diatas sana, maka tak mungkin bisa jatuh ke tanah. Karana rapatnya malaikat di sana. Di tangan para malaikat terdapat selembar bendera panjangnya empat puluh faskh. Tiap-tiap bendera terdapat tulisan "Lailaha Illallah, Muhammad Rasulullah".
Para malaikat-malaikat itu berkumpul pada hari Jum"at di sekitar gunung "Gaaf", memohon kepada Allah dan mendoakan keselamatan bagi umat Nabi Muhammad Saw. Bila fajar datang, mereka berdoa, "Ya allah, ampunilah dosa orang yang mandi dan menghadiri shalat Jum"at". Kemudian Allah berfirman, "Wahai para malaikat-Ku! Apa yang kau kehendaki dan kau inginkan?". "Kami menginginkan agar Engkau mengampuni dosa umat Nabi Muhammad Saw" jawab para malaikat. "Aku telah mengampuni dosa mereka". Firman Allah.

Jum'at adalah hari yang paling mulia. Sebab pada hari itu Nabi Adam diciptakan Allah Swt. Sebenarnya banyak peristiwa yang sangat penting., yang terjadi pada harui Jum'at. Di antaranya Nabi Adam As dimasukan kedalam surga juga pada hari Jum,at. Lalu dikelurkannya juga hari Jum'at. Nabi Adam As juga meninggal dunia juga pada hari Jum'at. Bahkan sangkakala ditiup, tanda kehancuran dunia /hari kiamat datang pada hari Jum'at. Itulah sebabnya, mengapa hari Jum'at dikatakan mulia.
Oleh karananya, sangat dianjurkan kepada kaum muslimin untuk menyempatkan waktu di hari Jum'at, demi membaca shalawat. Sebab ada juga riwayat yang menjelaskan, barang siapa membaca shalawat sebanyak delapan kali di saat hari jum'at, maka dosanya diampuni selama sebanyak delapan puluh tahun. Dengan catatan membaca shalawat secara ikhlas. Dan barang siapa menyempatkan membaca shalawat sebanyak itu menjelang shalat Ashar, maka akan mencatatnya bahwa amalan itu sama dengan ibadah selama delapan puluh tahun.

Riwayat yang menyatakan tersebut di atas adalah, "Barang siapa membaca shalawat atasku pada hari Jum'at sebanyak delapan puluh kali, dosanya akan diampuni selama delapan puluh tahun lamanya. Para sahabat lalu bertanya: "Wahai Rasulullah, bagaimana membaca shalawat atasmu?" Jawab Rasulullah: "Bacalah, Allahumma Sholi Alaa Muhammadin Abdika Wanabiyika Warosulika Nabiyyil Ummiyi. (Wahai Allah, berikan shalawat atas Nabi Muhammad hamba-Mu. Muhammad rasul-Mu yakni Nabi yang ummi)".
Bayangkan betapa besar harga sebuah kalimat shalawat. Apalagi jika di baca pada hari Jum'at. Sekali membaca shalawat serta salam atas Rasulullah, maka akan diampuni dosanya dan dicatat sama dengan beribadah selama delapan puluh tahun. Sekarang timbul pertanyaan dihati kita, apakah seorang muslim cukup hanya membaca shalawat saja? Tanpa beribadah shalat? Tidak, selain bersahalawat, tentunya kita harus melakukan syariat dan ibadah yang sifatnya wajib. Shalawat akan diterima Allah, jika yang membacanya itu adalah orang mukmin. Malaikat akan turun ke bumi  dan membawa secarik kertas berikut penanya, untuk mencatat amalan shalawat. Yang kelak amalan itu akan mempermudah nasib seseorang di alam akhirat.

Selasa, 26 April 2011

Keistimewaan Umat Nabi Muhammad Saw

Betapa istimewanya umat Nabi Muhammad Saw. Kita adalah umat yang paling beruntung di antara umat nabi-nabi lain. Di antara tanda-tanda keberuntungan itu adalah dengan memiliki Rasulullah Muhammad Saw. Ya, Rasulullah adalah mahluk paling istimewa yang pernah diciptakan Allah. Rasulullah diciptakan pertama kali sebelum Allah menciptakan mahluk apa pun di dunia ini. Bahkan, jika Rasulullah tak diciptakan, ada kemungkinan kita juga tak diciptakan oleh-Nya.

Dikisahkan bahwa setelah melakukan kesalahan berupa memakan buah khuldi bersama hawa, Nabi Adam As meratap pada Allah, mengakui seluruh dosa-dosanya, dan memohon ampunan pada Allah Swt.
"Tuhanku, aku memohon kepada-Mu atas nama Muhammad Saw, tidakah Engkau berkenan mengampuniku? " Nabi Adam As meratapi kesalahannya dan memohon ampunan dengan mengatasnamakan Nabi Muhammad Saw, sang Nabi akhir zaman.
Allah Swt berfirman, "Hai Adam, dari mana kau tahu nama Muhammad, padahal Aku belum menciptakannya. Aku juga belum pernah menyebutkan nama itu di depanmu?"
Serta merta Nabi Adam berujar, "Tuhanku, memang benar aku belum pernah mendengar namanya, apalagi bertemunya. Aku juga bukan orang yang tahu tentang banyak hal karana hanya Engkaulah yang Maha Mengetahui. Namun, setelah Engkau menciptakanku dengan tangan-Mu dan Kau tiupkan ruh-Mu kepadaku, aku angkat kepalaku, dan aku melihat sebuah perasasti di atas tiang-tiang penyangga 'Arsy, dimana di sana terdapat sebuah tulisan besar La ilaha Ilallah Muhammadurrasulullah, tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad Rasulullah."

Lalu aku tahu, tentu nama yang Engkau sandingkan di sisi-Mu itu adalah nama makhluk yang Engkau cintai. Maka, aku meyakini dengan sepenuh hati bahwa Muhammad Saw adalah kekasih-Mu sehingga aku yakin, dengan memohon atas namanya, Engkau akan mengampuniku," ratap Nabi Adam As.

"Engkau benar, Adam. Muhammad adalah makhluk terkasih-Ku. Karena kau memohon ampunan atas namanya maka Aku mengampunimu," firman Allah kemudian.
"Dan ketahuilah, jika tidak karena Muhammad kekasih-Ku itu, Aku tidak akan menciptakanmu."

Di sebutkan bahwa Nabi Adam AS telah berkata, "sesungguhnya Allah SWT telah memberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW 4 kemuliaan yang tidak di berikan kepada umat yang lain :
1. Tobatku hanya di terima di kota mekah sedangkan tobat umat Nabi Muhammad Saw di terima di semua tempat oleh Allah.
2. Pada mulanya aku berpakaian tetapi apa bila aku berbuat durhaka maka Allah telah menjadikan aku telanjang sedangkan umat Nabi Muhammad Saw membuat durhaka dengan telanjang tetapi Allah memberikan mereka pakaian.
3. Ketika aku telah berdurhaka kepada Allah, maka Allah telah memisahkan aku dengan istriku tetapi umat Nabi Muhammad Saw durhaka tidak di pisahkan dari istri mereka.
4. Memang benar aku durhaka kepada Allah dalam surga dan aku di keluarkan dari surga tetapi umat Nabi Muhammad durhaka kepada Allah akan di masukkan ke dalam surga apabila mereka bertobat kepada Allah.



Bukti kebesaran Allah SWT atas umat Nabi Muhammad SAW sangatlah jelas dan nyata, di zaman sebelum datangnya Nabi Muhammad SAW bila satu kaum pengikut para Nabi berbuat dosa kepada Allah SWT (maksiat) maka Allah akan menulis dikeningnya umat yang bertulis hamba ini berdosa dan tidak bisa ditutupi umat tersebut atas diri mereka masing-masing bahwa mereka berbuat dosa dan begitu banyak pula azab Allah yang diturunkan sebelum datangnya Nabi Muhammad SAW, sala satu kaum yang di tenggelamkan beserta bumi ini adalah kaum Nabi Nuh as dan kaum yang dihujankan batu serta dibalikannya bumi adalah kaum Nabi Luth as dan masih banyak kaum para Nabi lainnya yang Allah SWT turunkan azab.

Semua ini bertanda Allah SWT menjaga umat Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT membuktikan kebesaran-Nya, kasih sayang-Nya dengan Allah SWT menurunkan mujizat yang abadi berupa Al-Qur’an dan shalat 5 waktu dan mengagungkan bulan-bulan dengan ganda pahala yang berlipat ganda untuk umat Nabi Muhammad SAW di antaranya bulan Rajab ini yang begitu banyak fadhilah-fadhilahnya yang bepuasa maupun yang berdzikir, Allah SWT akan membukakan pintu tobat yang sebesar-besarnya dari mulai hari pertama sampai hari terakhir bulan Rajab dan Allah SWT memuliakan bulan Sya’ban untuk orang yang mencintai Nabi Muhammad SAW agar bershalawat kepadanya sebanyak-banyaknya karena Allah SWT yang memberikan wewenang penuh kepada Nabi Muhammad SAW untuk menolong umatnya dan bershalawat kepadanya di hari kiamat dan bulan Ramadhan bagi manusia yang bertaqwa, taat dan bakti kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, Allah SWT akan akan memberikan derajat yang tinggi untuk umat Nabi Muhammad SAW maka bulan ini dinamakan bulan umat Nabi Muhammad SAW karena Allah SWT menurunkan di bulan ini malam Laillatul Qadar sehingga Allah SWT akan mencintai hambanya yang betul-betul mencintainya..Demikianlah, betapa istimewanya Rasulullah dan beruntunglah umat beliau, yang senantiasa mendapatkan keistimewaan dari Allah dibandingkan umat lain.

Sabtu, 23 April 2011

Menjadi Hamba-Nya yang Bersyukur

Suatu malam Rasulullah Saw meminta izin kepada Aisyah r.a. "Wahai Aisyah, apakah engkau mengizinkanku untuk beribadah kepada Tuhanku malam ini?" Aisyah menjawab, "Aku amat ingin berada di dekatmu, tapi demi cintaku kepada Allah dan kepada engkau, aku ridha ya Rasulullah, "Rasulullah berwudhu dan mengerjakan shalat Tahajud di dekat tempat Aisyah berbaring. Rasulullah menangis sepanjang shalatnya bercucuran air mata. Ketika berdiri Rasulullah menangis. Ketika ruku Rasulullah menangis. Demikian juga ketika sujud sampai akhir salamnya. Ketika selesai,azan subuh berkumandang. Rasulullah masih menangis. Aisyah bertanya: "Ya Rasulullah, bukankah engkau telah dijamin Allah dengan surga-Nya dan engkau selalu terbebas dari segala dosa kecil maupun besar?" "Benar ya Aisyah," jawab Rasulullah. "mengapa engkau masih menangis ya Rasulullah?" "Telah turun kepadaku wahyu yang begitu indah." Lalu Rasulullah membaca Qs Ali Imran (3) : 190-191, "Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi mereka mempunyai akal (hati nurani). (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau keadaan berbaring dan mereka selalu memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini semua dengan sia-sia. Mahasuci Engkau Ya Rabb, maka peliharalah kami dari siksaan api neraka." Setelah membaca ayat ini, Rasulullah Saw berkata kepada Aisyah r.a., "Tidak pantaskah aku menjadi hamba-Nya yang bersyukur?" (HR Bukhari)

Hamba yang Mendapat Cinta-Nya

"Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu ke sisi Kami sedikit pun, tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka mereka itu memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka lakukan dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)." (QS SABA' [34]: 37)

Ayat yang agung ini  ingin menyampaikan pesan bahwa saat mengaruniakan harta dan anak pada kita, Allah tidak sedang memberi penghargaan kepada kita. Allah pun tidak sedang menujukan keridhaan-Nya atas apa yang kita perbuat. Harta dan anak-anak yang Allah anugerahkan itu adalah nikmat sekaligus ujian. Oleh sebab itu, adanya harta dan anak tidak otomatis membuat kita menjadi dekat pada Allah Swt.

Allah ingin membantah para pendurhaka yang merasa nyaman dan mapan dengan harta dan anak-anak yang selalu ada didekat mereka. Mereka pikir itulah yang akan menyelamatkan hidup mereka. Mereka pikir itulah yang akan menyertai mereka menghadap Allah kelak hingga tidak sedikit pun waktu yang terlewat selain untuk mengurusi harta dan anak-anak. Sebanyak-banyaknya harta mereka tumpuk. Apa saja yang mereka lakukan, bahkan yang haram sekali pun, demi anak-anak mereka. Padahal tidak demikian kenyataannya.

Hanya iman yang mewujud pada amal saleh yang akan menyelamatkan mereka. Iman akan melahirkan kecintaan kepada Allah Swt. Amal saleh adalah bukti dari kecintaannya itu. Seorang hamba tunduk patuh akan selalu memahami bahwa harta baginya sarana untuk dibelanjakan di jalan Allah Swt. Demikian juga anak yang Allah amanahkan kepadanya. Ia akan memelihara dan membesarkannya dengan tuntunan agama Allah Swt yang agung. Semua yang ia lakukan hanya untuk mendekatkan dirinya kepada Allah Swt. Itulah yang akan menjaminnya mendapar ridha Allah Swt.

Di dalam hadis Qudsi Allah berkata, "Siapa yang memusuhi kekasih-Ku, maka ia telah menyatakn perang dengan-Ku! Tidaklah hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku selain dengan sesuatu yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan tiada henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu yang aku sunahkan sehingga Aku mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi pendengarnya yang denganya ia mendengar, Aku akan menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, Aku akan menjadi tangannya yang dengannya ia memegang, dan Aku akan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Aku penuhi permintaannya dan jika ia meminta perlindungan-Ku pasti Aku melindunginya." (HR Bukhari)

Senin, 18 April 2011

Hamba yang Mendapat Lindungan-Nya

Tidak ada yang kita nantikan selain lindungan Allah Swt saat Hari Kiamat maha dahsyat tiba. Allah Swt berjanji akan melindungi hamba-hamba-Nya yang tunduk patuh kepada perintah-Nya dan berusaha untuk menjauhi larangan-Nya, serta mencintai-Nya dengan tulus. Dalam suatu kesempatan, Rasulullah Saw menjelaskan siapa saja hamba-hamba Allah Swt, yang akan memperoleh lindungan di saat Hari Kiamat nanti itu.

"Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan (lindungan) Allah pada Hari Kiamat kelak, saat tidak ada perlindungan selain perlindungan Allah Swt (mereka adalah):
  1. Pemimpin yang adil.
  2. Pemuda yang tumbuh dalam keadaan senantiasa beribadah kepada Allah Swt.
  3. Seseorang yang hatinya senantiasa tertanbat dengan masjid.
  4. Dua orang sahabat yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah semata.
  5. seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh wanita cantik dan memiliki kekuasaan, ia menolaknya dan berkata, "Sesungguhnya aku takut kepada Allah Swt".
  6. Seseorang yang bersedekah sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanannya.
  7. Seseorang yang mengingat Allah Swt di tempat yang sepi sampai meneteskan air mata karana rindu kepada Allah Swt.
Di antara ketujuh golongan tersebut, salah satunya adalah seorang hamba yang mengingat (zikir) kepada Allah 'Azza wa jalla dan rindu berjumpa dengan-Nya. Tidak ada yang ia harapkan selain rahmat Allah Swt untuknya. Sungguh hal  ini membuktikan betapa kekuatan cinta kepada Allah 'Azza wa Jalla teramat penting dan akan menjadi jembatan penyelamat bagi kita kelak di hari kiamat.

Jumat, 01 April 2011

Kepasrahan Yang Tulus

Di depan sahabat-sahabatnya sebelum berhijrah, Rasulullah Saw menyampaikan pesan, "Malaikat datang kepadaku dan menyampaikan bahwa Allah 'Azza wa Jalla menawarkan untuk mengubah seluruh batu yang ada di bukit-bukit sekeliling kota Mekah menjadi emas untukku. Lalu aku menjawab, "Tidak, ya Tuhanku, cukup bagiku agar merasakan lapar pada satu hari dan merasakan kenyang pada satu hari lainnya, sehingga aku bisa merendahkan diriku di hadapan-Mu saat aku lapar, serta bersyukur dan memuji-Mu ketika aku merasa kenyang." (HR At-Tirmidzi).
Sebuah ketulusan yang luar biasa diucapkan oleh seorang hamba kekasih Allah 'Azza wa Jalla. Allahuma Shalli 'ala Muhammad. Tak ada rasa gentar menghadapi kesulitan hidup. Tak ada rasa ingin menikmati hidup secara berlebihan. Itulah yang tersirat dari ucapan tulus dari seorang manusia mulia. Rasulullah Saw.
Lihatlah diri kita. Sanggupkah dari bibir kita keluar ucapan setulus dan sedalam itu? Bukankah selalu yang kita inginkan hanyalah memperoleh kenikmatan di dunia ini? Tidakah saat sedikit saja kesusahan menghampiri, kita bermuram durja dan selalu menyalahkan orang lain? itulah kita. Amat wajar kalau kitalah yang mesti meneladani Beliau, manusia sempurna (Insan Kamil) yang sempat Allah Swt ciptakan untuk kita tiru prilakunya.
Selalu akan ada dua jalan yang ditempuh manusia dalam hidupnya: pasarah pada keinginan nafsu atau pasrah pada kehendak Allah Swt. Bila jalan pertama yanng dipilih, maka di sana yang menjadi panglima adalah keinginan menumpik harta, meraih kekuasaan, mengejar popularitas, dan mengumbar segala keinginan nafsu. Sementara kalau jalan kedua yang dipilih, maka Allah-lah yang selalu menjadi panglima hidupnya
Menjalani hidup penuh kepasrahan kepada Allah Swt menerima apapun yang menjadi ketentuan-Nya, adalah sebuah pilihan yang sangat tepat. Namun sering kali kepasrahan ini dilakukan karena memang tidak ada alternatif lain selain pasrah. Kepasrahan semacam ini sudah tentu tidak akan berefek pada kejenuhan batin dan kesucian jiwa yang akan menjadi tempat bersemayamnya Allah Swt sebab, Rasulullah Saw memilih jalan kehidupan yang ke dua ini dalam keadaan sanggup dan pantas untuk memperoleh segala yang ada pada jalan yang pertama.
Seorang ulama klasik kenamaan, Sufyan Ats-Tsauri, suatu ketika kedatangan seorang muridnya dan bertanya, "Wahai Imam, aku ingin agar Allah ridha kepadaku; apa yang harus aku lakukan?" Sufyan menjawab, "Jika engkau ridha kepada Allah Swt, niscaya Dia akan ridha kepadamu." "Tapi bagaimana caranya?" Tanya sang murid lagi. Sufyan menjelaskan, "senanglah terhadap musibah sebagaimana senangnya engkau terhadap nikmar Allah. Sebab keduanya merupakan takdir yang telah ditetapkan Allah atasmu."