MAMPIR GAN DI LAPAK ANE

Sabtu, 26 November 2011

Kalimat Pengusir Maksiat

Seorang ulama terkemuka, Imam Sahl bin Abdulalah Al-Tastari menuturkan kisah dirinya, "ketika berumur tiga tahun, aku ikut pamanku yaitu Muhammad bin Sanwar untuk melakukan qiyamullail. Aku melihat cara shalat pamanku dan aku menirukan gerakannya.

Suatu hari, paman berkata kepadaku, 'Apakah kau mengingat Allah, yang menciptakanmu?'

Aku menukas, 'Bagaimana caranya aku mengingatnya?

Beliau menjawab, 'Anakku, jika kau berganti pakaian dan ketika hendak tidur katakanlah tiga kali dalam hatimu, tanpa menggerakan lisanmu, 'Allahu ma'i...Allahu naadhiri...Allahu syaahidi !'(Artinya, Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikan Aku !)

Aku menghapalkan kalimat itu, lalu mengucapkannya bermalam-malam. Kemudian, aku menceritakan hal ini kepada paman.

Pamanku berkata, "Mulai sekarang ucapkan zikir itu sepuluh kali setiap malam.'

Aku melakukannya, aku resapi maknanya, dan kau merasakan ada kenikmatan dalam hatiku. Pikiran terasa terang. Aku merasa senantiasa bersama Allah Swt.

Satu tahun setelah itu, pamanku berkata, 'Jagalah apa yang aku ajarkan kepadamu, dan langgengkanlah sampai kau masuk kubur. Zikir itu akan bermanfaat bagimu di dunia dan di akhirat.

Lalu pamanku berkata, 'Hai Sahl, orang yang merasa selalu disertai Allah, dilihat Allah, dan disaksikan Allah, akankah dia melakukan maksiat?'

Kalimat Allahu ma'i Allahu naadhiri Allahu syaahidi ! sangat terkenal di kalangan ulama arif billah. Bahkan Syeikh Al-Azhar; Imam Abdul Halim Mahmud yang dikenal sebagai ulama yang arif billah menganjurkan kepada kaum muslimin untuk menancapkan kalimat ini di dalam hati. Maknanya yang dahsyat, jika dihayati dengan sungguh-sungguh, akan mendatangkan rasa Ma'iyatullah (selalu merasa disertai, dilihat, dan disaksikan oleh Allah Swt, di mana dan kapan saja).

Pada akhirnya, rasa ini akan menumbuhkan takwa yang tinggi kepada Allah Swt. Kalau sudah begitu, apakah orang yang merasa selalu disertai, dilihat, dan disaksikan Allah akan melakukan maksiat?

Dari kitab Ketika Cinta Berbuah Surga (Habiburrahman El Shirazy)