Musuh-musuh Islam dan orang-orang yang membantu dan menolong mereka seperti orang-orang munafik maupun orang-orang sekuler di negara umat Islam sendiri, telah memerangi Islam dengan mempergunakan berbagai cara. Dan jika kita menganalisa lebih dalam peperangan ini, akan didaptkan bahwa senjata yang paling ampuh yang dipakai musuh-musuh Islam terhadap masyarakat Islam, ialah dengan merusak wanita muslimah, karena :
- Wanita tabiatnya lemah, perasa, sensitif, dan cepat terpengaruh.
- Kendati demikian, wanita adalah separuh dari masyarakat. Belum lagi sebagai pendidik para lelaki yang merupakan separuh kedua masyarakat. Jadi, sesungguhnya kaum wanita adalah masyarakat itu sendiri secara utuh.
- Wanita adalah pengendali kemudi rumah tangga Islami.
- Dan wanita adalah pengembala di dalam rumah suaminya, dan ia bertanggung jawab atas gembalanya. (penggalan dari hadits yang diriwatkan Ahmad, Ibnu Majah, Abu daud, Tirmidzi dari Ibnu Umar Shahibul Jami 4445)
- Wanita adalah pendidik, guru, dan murabbi anak.
- Inilah tanggung jawab yang sangat menentukan. Itulah sebabnya Sayyid Quthb menamai wanita sebagai "Penjaga benteng pertahanan" (Lihat Fi Dziilalil Qur'an : 6 : 3619)
- Tidak bisa di bayangkan, bagaimana jika penjaga benteng pertahanan ini rusak, menyeleweng, atau berfikrah buruk yang meruntuhkan.. Apa gerangan yang terjadi dalam rumah tangga Islami?
Tak pelak lagi, akibatnya akan parah, maka dari itu seyogyanya setiap saudari muslimah waspada dan perihatin terhadap program yang dicanangkan musuh-musuh Islam terhadap kaum wanita, khususnya wanita muslimah. Serta menyadari peranan yang harus dimainkan untuk mengantisifasi bentuk imperialisme yang ditujukan kepada mereka. Antara lain sebagai berikut :
- Komitmen terhadap agamanya dengan menjalankan segala yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang, dalam rangka menjaga diri dari penyelewengan-penyelewengan.
- Mengajak wanita lain kepada komitmen ini dengan memaksimalkan segala macam cara yang dapat ditempuh dan tersedia.
- Mendalami ajaran Islam dan menyadari kondisi ummat Islam plus program musuh-musuh Islam. Yaitu dengan jalan membaca dan mengikuti perkembangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat
Berbagai cara dan taktik yang dipergunakan musuh-musuh Islam untuk merusak wanita muslimah dalam seluruh fase kehidupan. Diantaranya :
- Media Informasi (yang dibaca, di dengar dan di tonton) secara lahiriah : perhatian terhadap urusan-urusan kaum wanita, pembelaan terhadap hak-haknya, dan penyajian tema-tema yang menyentuh kebutuhannya. Secara batiniah: Gambar wanita yang sensual mereka telanjang dari segalanya : Dari pakaian, malu, akhlak dan sbagainya.
- Ajakan kepada kebebasan (liberation) yang mutlak, tanpa batas.
- Ajakan kepada penghalang segala sesuatu, dan seruan untuk berlepas diri dari kebiasaan, adab dan tradisi.
- Menjadikan idola orang-orang yang rusak dan bobrok di tengah-tengah masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan seperti penyanyi, artis, bintang film dan sebagainya.
- Mengikuti mode paling trend untuk pakaian , rok, sepatu, model rambut dan sebagainya
- Ajakan kepada para wanita muslimah agar bekerja di luar rumah dan berbaur (ikhtilat) dengan lawan jenisnya.
- Mengajari wanita tehnik-tehnik merayu dan penulisan puisi-puisi dan roman percintaan, melalui rubrik-rubrik tertentu, misalnya : sastra, tulisan (surat) pembaca, dialog (wawancara) dan sebagainya.
- Menggalahkan apa yang dinamakan dengan saling perkenalan antara pemuda-pemudi. Hal mana memotifasi mereka untuk saling mengirim surat. Ini yang mereka sebut korespondensi (murasalah)
Tokoh Fremasonry, Pulih (1879 M): "Percayalah bahwa kami tidak menang terhadap agama kecuali pada hari dimana kaum wanita dapat berjalan diantara barisan-barisan kami dan turut berpatisipasi bersama kami (kaum laki-laki)".
Muhammad Thal'at Harb Basy' dalam bukunya (Wanita dan Jilbab) berkata : "Menaggalkan jilbab dan ikhtilat merupakan angan-angan yang sudah lama diimpikan oleh Eropa. Dengan tujuan yang mudah ditebak oleh mereka yang menelaah makar jahat Eropa terhadap dunia Islam (Muslim World) [disadur dari buku : Al Mar'ah wamahanatuha fil Islam oleh Ahmad al- Hushain hal. 225-233]
Asma binti Yazid datang kepada Nabi Saw dan berkata : "Saya adalah perutusan dari sekelompok wanita muslimah, semuanya sependapat dengan saya bahwa sesungguhnya Allah telah mengutus paduka kepada kaum pria dan wanita. Maka kami pun beriman dan berittiba' kepada paduka, akan tetapi kami sebagai wanita merasa kekurangan dan dibatasi, yakni kami hanya sebagai penjaga-penjaga rumah.
Sementara kaum pria diberi keistimewaan : dapat menghadiri shalat Jum'at dan melawat jenazah serta ikut berjihad. Apabila mereka pergi berjihad, maka kami justru disuruh menjaga hartanya dan mendidik anak-anaknya. Wahai Rasulullah Saw, dapatkah kiranya kami memperoleh pahala seperti mereka?
Mendengar itu, Rasulullah Saw berpaling kepada para sahabat, dan bersabda : "Pernahkah kalian mendengar perkataan seorang wanita menanyakan perkara agamanya lebih baik dari ini?" Mereka berkata : "Tidak pernah wahai Rasulullah Saw." Rasulullah Saw bersabda : "Hai Asma' pulanglah dan beritahulah wanita-wanita yang mengutusmu bahwa sesungguhnya perlakuan baik salah seorang diantara kalian kepada suaminya, usaha mendapatkan ridhanya dan mengikuti keinginannya, maka ia akan mendapatkan pahala persis sama seperti yang kamu sebutkan tadi tentang kaum pria". Asma' kemudian kembali sambil bertahlil dan bertakbir karena gembira mendengar sabda Nabi Saw. (HR. Muslim dan lain-lain)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar